Minggu, 28 November 2010

Warung "Nasi Bancakan"

 "Nasi Bancakan", demikian nama warung makan ini...
Berlokasi di Jl. Trunojoyo no. 62 Bandung, bersebelahan dengan resto Sambara, berjarak sekitar 300 meter dari Gedung Sate/Lapangan Gasibu.
Makanan yang disajikan di Nasi Bancakan ini tentunya khas sunda, tetapi dengan beberapa pilihan masakan unik jaman baheula, yang jarang ditemuin di tempat lain. Selain makanan standar seperti ayam goreng, sayur asem, perkedel, aneka pepes dan lain-lain, kita juga bisa menemukan makanan yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, sebut saja ceos kacang merah, gejos cabe hejo, hampas kecap, tumis lember, tumis kadedemes, tumis suung dan masih banyak yang lain. Untuk nasi, kita bisa memilih Nasi Liwet atau Nasi Daun. Harga? Relatif sangat terjangkau, mulai dari 500-an (krupuk aci) sampai 7000-an. Rata-rata 5000-an lah...

Oh iya, makanan-makanan tersebut disajikan dalam "baskom" seng putih dengan corak bunga-bunga, oldies banget. Tidak cukup dengan itu, kita pun akan memakan makanan itu diatas piring seng dan gelas seng yang mungkin sekarang udah gak ada yang jual lagi. Acung dua jempol untuk totalitas dalam membangun image kampungan di resto ini.

Buat minum saya pilih Es Cingcau plus kelapa muda. Atau bisa juga pilih Bandrek, minuman khas sunda berbahan dasar jahe. Hangatnya sampe ke badan.

Dan untuk dessert, tersedia kue balok. Apa itu? Kue jadul yang mirip dengan pukis, tetapi uniknya dimasak dengan arang (atas dan bawah), kehangatan dan kematangannya merata di seluruh kue. Gak usah banyak cerita, langsung aja meluncur ke warung Nasi Bancakan, dan anda akan menemukan sensasi tersendiri. Tapiiii (mengutip spanduk yang terpampang besar di ruang tengahnya), "Omat... lamun dahar lima ulah ngaku hiji, da Gusti mah Maha Uninga, sing karunya ka emang, hehehe" (Ingat... kalau makan lima jangan bilang satu, Tuhan Maha Mengetahui, kasihan dong sama Mang Barna) hehehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar